Monday, November 23, 2009

2012; KIAMAT

2012, Prediksi Kiamat yang tiada Akhir
Oleh : Benget Simanullang
Banyak orang yang tercengang akan hadirnya film terbaru Hollywod yang disutradarai oleh Roland Emmerich itu. Salah satu film yang menakjubkan yang sebagai inti menggambarkan kehancuran dunia yang sering diterjemahkan manusia sebagai kiamat.
Kiamat
Entah benar atau salah, manusia sering menginterpretasikan bahwa kiamat itu identik dengan akhir dari riwayat bumi. Terjadinya gempa, banjir, tsunami seperti di NAD, dan gambaran lain dari bencana diartikan sebagai tanda-tanda hari kiamat sudah dekat, dan Allah sedang murka. Itukah kiamat yang sebenarnya?
Tak jarang terdengar para ahli ramal-meramal mengatakan, pada satu titik tertentu akan terjadi kiamat. Orang yang mudah percaya (yang menurut hemat penulis terbodohi), langsung merasa was-was dan ada yang berakibat fatal seperti yang pernah terjadi yakni, para penganut kiamatisme melakukan bunuh diri massal sebab mungkin mereka tidak ingin merasakan derita kiamat. Namun ramalan itu tidak pernah terjadi hingga detik di mana tulisan ini rampung ditulis. Akan tetapi di sisi lain ramalan itu memiliki nilai positif, di mana orang-orang melakukan introspeksi dan secara perlahan melakukan pertobatan hingga nilai cinta kasih tumbuh bersama di tengah-tengah kita.
Tentu ramalan yang terdengar secara manusiawi menakut-nakuti kita yang mendengarnya. Terlepas dari sisi mana kita mencoba mentafsirkan kiamat itu sendiri. Rasa takut sudah pasti timbul dalam diri setiap manusia sebab ada kalanya kita belum siap untuk menerima sesuatu yang akan terjadi dalam kehidupan kita. Begitu juga dengan kiamat.

Kapan kiamat itu terjadi?
Pertanyaan ini pernah saya lontarkan di status facebook saya beberapa minggu yang lalu dibarengi dengan munculnya film 2012. Berbagai komentar berdatangan dari teman mulai dari yang sudah pernah ketemu hingga dari yang belum pernah ketemu sama sekali, dengan pola pikir masing-masing tentang kiamat, suatu kejadian yang sangat ditakuti manusia tersebut. Berbagai keunikan muncul dari komentar-komentar mereka, yang intinya kembali mempertanyan ‘benarkah kiamat itu akan terjadi?’.
Dengan meminjam teori Jaya Suprana di mana beliau mengatakan, secara imaniah maupun logika tidak bisa dimungkiri, mungkin saja kiamat akan benar-benar terjadi. Misalnya, apabila ada meteor yang ukurannya cukup memadai, mendadak menabrak planet Bumi tanpa terbendung oleh lapisan-lapisan sfere yang memperisai bola dunia ini (Kompas, 21/11). Jelas, bahwa itu bisa merusak planet Bumi, tempat kita berpijak hingga Bumi akan porak poranda seperti yang tergambarkan dalam film 2012, mahaprahara malapetaka.
Secara paradoksal, tak seorangpun dari kita yang menginginkan terjadi kiamat, yang mematikan itu. Pasti kita akan menghindar jika diminta untuk memilih. Hal itu timbul dari bawah alam sadar kita karena kita tidak menginginkan petaka mahadahsyat yang kita kenal dengan kiamat. Namun secara primordial seperti yang diajarkan oleh iman kepercayaan kita selaku umat Katolik, kiamat itu akan terjadi, yakni di saat manusia itu menghembuskan napas terakhirnya dan kembali ke pangkuan Sang Pencipta, Allah Bapa yang Mahakuasa. Itulah kiamat, yang sebenarnya tidak usah kita takuti, sebab setiap manusia akan menerimanya.

Penulis adalah Mahasiswa Program Vokasi Kedokteran UI
Dan Karyawan Yayasan Tri Asih, Jakarta.

No comments:

Post a Comment